sudah lewat dari jam 12 malam dan aku hanya terdiam. Semua serba termaram dan aku gelisah disudut selimut dan bantal. Aku letakkan henpon diatas meja, kemudian aku ambil kembali begitu seterusnya sampai bosan. Haruskan aku kirim sekarang?
Jangan, jangan sekarang.. Mungkin dia sedang mendapat kejutan. Aah aku benci memikirkan ini, harusnya aku yang berada didepan pintu rumah membawa cupcake dan lilin. Bernyanyi kecil dan mengecup kening. Aku haus, berjalan terseok kesudut dapur dan mencari segelas air putih. Detik terus berjalan.
Aku terbangun setelah weker berbunyi, ah.. untung saja ini hari minggu dan aku tak perlu terburu. Kemudian aku teringat pesan yang belun terkirim, nanti saja. Mungkin dia masih terlelap, kejutan itu mungkin berlanjut ke pesta. Biarkan dia menikmati waktunya. Terduduk diranjang memikirkan apa yang akan aku lakukan hari ini. Yah mari menyibukkan diri dan membunuh waktu.
Diluar hujan deras mulai turun. Segala rencana yang aku buat untuk menyiksa diri rusak sudah. Apa boleh buat, terkurung sampai bosan sepertinya hari ini. Benar-benar hari yang berat, lebih baik aku tidur saja.
Terbangun dan gelap. Kutengok jam dinding sudah larut malam. Sepertinya ini saatnya. Mengumpulkan segenap keberanian, aku ambil henpon dan mengirimkan pesan..
“Selamat Ulang Tahun Adinda,
Dijam – jam terakhir yah?
Aku tak akan pernah melupakan hari istimewamu , aku hanya ingin menjadi yang terakhir mengucapkan ini (semoga)
Banyak Doa dan Semoga pastinya dari orang-orang yang mecintai kamu hari ini tentunya. Aku mendoakan Semoga dan Doa yang mereka beri hari ini menjadi yang kamu mau dan terbaik untuk kamu
Amien
Aku, Bagian Masa Lalumu”